LOCKDOWN ZAMAN RASULULLAH SAW
Wednesday, April 1, 2020
Edit
Lockdown atau Isolasi Juga Diterapkan Masa Rasulullah Saw
Wabah COVID-19 yang diduga kuat berasal dari Wuhan, tengah menjadi perhatian masyarakat diseluruh penjuru dunia. Virus dengan karakteristik mirip SARS ini memiliki resiko kematian, dan menyebar dengan cepat ke sejumlah negara.
Bahkan yang terinfeksi masih terus bertambah. World Health Organization (WHO) juga telah menyatakan COVID-19 sebagai darurat kesehatan global.Sama seperti negara lain, Indonesia sedang menghadapi ancaman sebaran COVID-19 yang bisa menyebabkan kematian. Apalagi sejumlah Rumah Sakit di beberapa daerah telah mengumumkan adanya suspect yang sedang dirawat di ruang isolasi.
Sebagaimana pemberitaan di berbagai media, sejak 16 Maret 2020, Virus Corona telah hadir di 158 negara. Beberapa negara telah memberlakukan Lockdown, atau isolasi dari dunia luar wilayahnya. Cara ini dilakukan agar wabah penyakit tidak semakin tersebar, dan bertujuan untuk mengurangi potensi penularan penyakit.
Sebenarnya, kebijakan Lockdown atau Isolasi ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada zaman Rasulullah, terdapat sebuah penyakit yang paling ditakuti karena sangat menular dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit itu adalah Kusta. Yaitu sebuah penyakit kulit, di mana penderitanya mengalami bercak-bercak merah pada kulit. Penderita juga mengalami mati rasa, tubuh melemah, dan berubah bentuk.
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang cara menghadapi wabah penyakit dalam hadits yang diriwayatkan Abdurrahman bin Auf, “Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya”. (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kita dilarang memasuki negeri yang sedang terjangkit wabah. jika sedang terjadi wabah di lokasi tempat tinggal, kita tidak boleh keluar dari wilayah wabah, sebab akan berpotensi menulari wilayah selainnya. Pun sebaliknya, apabila ada daerah, atau seseorang yang terkena wabah, lebih baik kita menjaga jarak tubuh dari infeksi penyakit, agar tidak langsung tertular atau menularkan.
Adapun perlakuan terhadap orang yang terkena wabah Kusta yang pada masa itu belum diketahui obatnya, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami Kusta. Dalam sebuah hadist, Rasullah SAW bersabda, "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhari)
Selain Kusta, pada zaman Rasulullah SAW di masa hijrah ke Madinah juga pernah menghadapi wabah. Saat itu situasi Madinah dalam keadaan buruk dengan air keruh dan penuh wabah penyakit. Menghadapi situasi tersebut, Rasulullah SAW meminta umatnya untuk bersabar sambil berharap pertolongan dari Allah SWT. Seperti diceritakan Aisyah, mereka yang bersabar dijanjikan Syahid. Sebagaimana Hadits yang di riwayatkan Bukhari, “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap Muslim (yang meninggal karenanya)”.
Lockdown ketika terjadi wabah yang dilakukan oleh Rasullullah SAW, juga pernah diterapkan oleh Umar bin Khattab ketika mengunjungi Syam. Pada tahun 18 Hijriyah, suatu hari Umar bin Khattab bersama sabahat-sahabatnya, melakukan perjalanan menuju Syam. Sebelum memasuki Syam, di perbatasan mereka mendengar sebuah kabar tentang wabah penyakit kulit yang menjangkiti wilayah tersebut.
Penyakit kulit ini dinamai Wabah Tha’un Amwas. Penyakit menular yang menyebabkan benjolan di seluruh tubuh. Benjolan yang terus tumbuh hingga pecah, membuat penderita mengalami pendarahan hingga kematian.Beberapa waktu kemudian, Gubernur Syam, Abu Ubaidah bin Al Jarrah, datang menemui rombongan Umar bin Khattab di perbatasan. Terjadi percakapan di antara para sahabat dengan Umar. Akhirnya mereka bersepakat untuk mengikuti Hadits Nabi, untuk tidak masuk ke daerah Syam yang sedang mengalami wabah, dan kembali pulang ke Madinah.
Syam kemudian diberlakukan Lockdown atau di Isolasi. Setiap beberapa waktu sekali, Abu Ubaidah mengabarkan situasi kondisi yang terjadi di Syam kepada Umar bin Khattab. Satu persatu sahabat Umar meninggal saat terjadinya wabah itu. Hingga tercatat sekitar 20 ribu orang yang wafat karena wabah. Jumlahnya hampir separuh dari penduduk Syam, termasuk di dalamnya yang wafat adalah Gubernur Syam, Abu Ubaidah.
Posisi Gubernur kemudian digantikan oleh Amr bin Ash, sahabat Umar. Amr bin Ash memerintahkan kepada penduduk Syam untuk saling berjaga jarak, agar tidak tidak saling menularkan penyakit, dan berpencar dengan menempatkan diri di gunung-gunung. Akhirya penularan wabah penyakit pun dapat diredam, dan Syam kembali normal.
Saat ini dunia sedang sibuk melawan virus yang cepat sekali penularannya, yaitu Corona. Tidak sampai satu semester, penularan virus COVID-19 di seluruh dunia mencapai ratusan ribu orang. Bila kita refleksikan dengan cara Rasulullah SAW mengatasi wabah, adalah dengan cara Lockdown atau Isolasi.
Lockdown atau Isolasi zaman Nabi Muhammad SAW dapat kita terapkan di lokasi terinfeksi untuk mencegah penyebaran virus ke daerah-daerah lain. Penerapan Lockdown zaman Rasulullah SAW memiliki prinsip agar masyarakat tidak keluar dari zona wabah, serta menghimbau untuk menjaga jarak dari wilayah atau orang yang terinfeksi, agar tidak tertular. Begitu juga cara yang dilakukan oleh Amr bin Ash saat mengatasi wabah adalah memerintahkan penduduk untuk tidak saling berinteraksi dan berpencar di gunung-gunung.
Prinsip cara ini adalah tidak melakukan kontak fisik, menjaga jarak antara satu orang dengan selainnya atau Social Distancing. Menahan diri untuk tidak keluar rumah, dan mengurangi interaksi kontak fisik, serta menjaga jarak. Cara yang tidak hanya berguna untuk menghindari diri dari penularan, namun juga menjaga orang-orang yang belum tertular. Untuk yang sedang terjadi pada merebaknya wabah Virus Corona sekarang ini, pencegahan penularan wabah melalui cara ini dapat diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona, sehingga angka kematian dapat ditekan.
Social Distancing dan Lockdown, dapat menekan angka penularan, serta membantu tenaga Medis dan Rumah Sakit untuk lebih fokus merawat pasien yang sudah positif terpapar virus. Rumah sakit jadi tidak kelebihan pasien, dan proses penyembuhan pun dapat dilakukan dengan aman.
Mari kita bersabar menahan diri untuk tetap berada di rumah dan menghindari kerumunan. Usahakan untuk tetap melakukan kegiatan produktif di rumah, sambil mendo’akan keselamatan bagi para tenaga Medis yang sedang berada di garda terdepan melawan Virus Corona. Sehingga badai wabah Corona ini segera berlalu.--- oOo ---